Puncak dari rangkaian kegiatan Pekan Pembukaan Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020, STT Simpson melaksanakan Ibadah Pembukaan Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020. Rangkaian kegiatan pembukaan semester yang dilaksanakan pada Kamis, 30 Januari 2020 adalah Ibadah, Penyambutan Mahasiswa Kembali dari Magang dan KKL, dan Pembukaan Semester oleh Ketua STT Simpson.
Dosen-dosen dan karyawan STT Simpson juga menyampaikan kesaksian sebagai wujud syukur atas pimpinan Allah bagi kampus STT Simpson. Nyanyian yang dinyanyikan adalah Tiada Berkesudahan Kasih Setia-Mu Tuhan. Hal ini mengungkapkan bahwa Tuhan Yesus baik bagi kampus STT Simpson dan terus menyatakan pemeliharaan-Nya. Seperti nyanyian tersebut, kasih setia Tuhan sungguh sangat baik bagi seluruh sivitas STT Simpson. Telah nyata kebaikan Tuhan dalam sepanjang tahun 2019 dan STT Simpson dapat kembali memulai seluruh kegiatan pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran 2019/2020. Ini tentu terjadi oleh karena kasih setia Tuhan.
Tiada berkesudahan kasih setiaMu Tuhan s’lalu baru rahmatMu bagiku
Hari berganti hari tetap ku lihat kasih-Mu tak pernah berakhir di hidupkuReff:
Tuhan Yesus baik, sungguh amat baik untuk selama-lamanya Tuhan Yesus baik
Tuhan Yesus baik, sungguh amat baik untuk selama-lamanya Tuhan Yesus baikDari selama-lamanya, sampai selama-lamanya untuk selama-lamanya Tuhan Yesus baik
Khotbah dalam ibadah pembukaan semester kali ini disampaikan oleh Pdt. Jones Lukas, M.A. dari GKII Ekklesia Family Semarang. Pdt. Jones memulai khotbahnya dengan menyanyikan Nyanyian Kemenangan Iman (NKI) Nomor 87 Berkat Yang Tentu Tuhan Memberi. Dalam khotbahnya Pdt. Jones mengungkapkan bahwa hamba Tuhan memiliki peran dalam kehidupan sosial, bermasyarakat, dan bernegara. Setiap orang saling membutuhkan satu dengan yang lain itu sebabnya walau ada perbedaan kelompok masyarakat tetapi perlu saling melengkapi sehingga menjadi kuat. Selain itu, Pdt. Jones mengingatkan bahwa seorang hamba Tuhan harus peduli kepada orang lain. Sebab kepedulian adalah bagian dari hidup sosial dan bermasyrakat. Kemudian perlu juga memiliki rasa saling merasakan, sehingga timbul rasa simpati dan empati terhadap orang lain. Seorang hamba Tuhan perlu peka untuk merasakan apa yang orang lain rasakan. Dalam kehidupan sosial, masyarakat, dan bernegara seorang hamba Tuhan perlu memiliki rasa saling memiliki sehingga dapat membangun satu dengan yang lain, menguatkan, menopang, dan memiliki rasa tanggung jawab bersama sebagai warga masyarakat dan warga negara. Selanjutnya, Pdt. Jones menjelaskan bahwa seorang hamba Tuhan harus membangun sikap menghormati dan menghargai orang lain. Ketika hidup dalam budaya dan kehidupan sosial yang berbeda, perlu sikap menghormati agar dapat membangun kehidupan sosial yang kemudian menjadi berkat bagi orang lain.
Dalam pembukaan semester kali ini ada 34 mahasiswa yang kembali dari magang selama libur Semester Ganjil 2019/2020. Selama masa magang, para mahasiswa melayani di berbagai kota, desa, dan pulau. Mulai dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, dan Nusa Tenggara Timur. Kemudian ada 1 orang mahasiswa yang menyelesaikan masa KKL di GKII Gerizim Nusa Dua, Bali.
Dalam kesempatan ini, dosen dan mahasiswa Mata Kuliah Jurnalistik menyerahkan kepada Ketua STT Simpson sebuah buku hasil karya dosen dan mahasiswa peserta kelas tersebut. Selain ditulis oleh dosen dan mahasiswa kelas tersebut, buku tersebut juga melibatkan Dra. Ambarini Asriningsari, M.Hum. (Dosen Sastra UPGRIS) dan Ireng Asmoro atau Hary Purwanto, M.Pd.(Dosen STT Simpson).
Pdt. Dr. Krido Siswanto, Ketua STT Simpson, menjelaskan bahwa tema semester ini mengajak seluruh sivitas STT Simpson untuk mendobrak berbagai situasi. Tema “Peran Hamba Tuhan dalam Kehidupan Sosial, Masyarakat, dan Bernegara” mengajak seluruh sivitas STT Simpson siap melayani Tuhan tanpa memandang warna kulit, rela menolong orang lain dengan penuh ketulusan, kemudian rela berkorban bagi orang lain disekitar dan melayani dengan penuh kehangatan. Dengan demikian baik dosen maupun mahasiswa dapat memiliki kepedulian secara sosial sebagai wujud melaksanakan firman Tuhan kedalam hidup sehari-hari. Hal ini juga sebagai implementasi dari iman yang nyata dalam perbuatan. Dengan demikian kasih Allah dapat dinyatakan secara nyata bagi setiap orang di dunia ini. (30 Jan. 2020).