Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) dalam rangka Pekan Pembukaan Semester Genap 2022/2023 hari kedua dilaksanakan pada 25 Januari 2023. Khotbah dalam KKR hari kedua disampaikan oleh Pdt. Dr. Enggar Objantoro. Pdt. Dr. Enggar menyampaikan khotbah dengan tema Mengandalkan Tuhan, untuk Hidup dalam Pengharapan. Pembahasannya difokuskan pada Yeremia 17:7.


Ringkasan Khotbah Pdt. Dr. Enggar Objantoro
Selama kita hidup ada banyak hal yang bisa kita andalkan, diri sendiri, orang tua, keluarga, teman, tetangga, pemerintah, dsb. Namun tidak jarang, kita menghadapi kenyataan bahwa orang-orang kita andalkan ternyata tidak berbuat apa-apa untuk menolong kita, sehingga kita tetap dalam kesulitan. Sering terjadi, orang/pihak yang kita andalkan mengecewakan karena mereka tidak berbuat apa-apa untuk kita sehingga kita menjadi hidup tanpa pengharapan. Bagaimanakah kita dapat mengandalkan Allah agar bisa hidup dalam pengharapan senantiasa? Mengandalkan Allah mengandung 3 unsur utama berikut ini:
Untuk hidup dalam pengharapan, pertama-tama ia harus percaya dalam Tuhan. Dalam bahasa Ibrani ada 3 kata yang menjelaskan kata percaya yaitu batach, chasah, dan aman. Kata batach mempunyai pengertian yang lebih mendalam dan personal. Orang yang mempercayai Tuhan dalam arti mengandalkan-Nya mempunyai hubungan yang begitu dekat kepada-Nya. Penerapannya bagi orang percaya adalah sudahkan sebagai orang percaya benar-benar percaya kepada Tuhan dalam hidup ini? Kepercayaan kepada Tuhan bukan hanya sekedar pengetahuan kita tentang Tuhan, tetapi kita mempunyai pengalaman hidup di dalam Tuhan. Kepercayaan kepada Tuhan yang benar akan membawa kita kepada pengalaman yang benar akan hidup yang penuh makna. Sebab itu, percayalah kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh, maka hidup kita diubahkan oleh-Nya.
Kedua, memiliki kepercayaan diri. Memiliki kepercayaan diri sangat penting dalam hidup ini. Seseorang bisa saja memiliki kepercayaan diri yang begitu hebat karena kemampuan yang ada padanya, atau karena ada orang lain yang dia andalkan, contoh orang yang berpangkat. Memiliki kepercayaan diri karena pengharapan dalam Tuhan jauh lebih bermakna dalam hidup ini, contoh: seorang ibu yang menderita kanker. Penerapannya bagi orang percaya adalah sudahkan kita menjadi pribadi yang memiliki kepercayaan diri yang besar dalam hidup ini? Ataukah kita minder dalam hidup ini karena latar belakang hidup yang kita alami? Tuhan mau kita menjadi pribadi yang berubah, yang memiliki kepercayaan diri yang besar dalam hidup ini, bukan karena hebat kita tetapi karena kita mengandalkan Tuhan dalam hidup ini.
Ketiga, mengandalkan Tuhan membutuhkan keberanian untuk bertindak. Seseorang yang hidup membutuhkan keberanian untuk mengambil tindakan dengan semua konsekuensinya. Mengandalkan Tuhan menuntut seseorang untuk berani menghadapi segala tantangan dalam hidup ini. Orang-orang yang menunjukkan iman yang besar kepada Allah selalu mempunyai keberanian dalam hidup ini. Penerapannya adalah sudahkah kita menjadi pribadi yang berani dalam hidup ini? Mungkin ada diantara kita yang masih dihantui ketakutan dalam hidup ini, mungkin takut berhadapan dengan orang lain, takut mengambil keputusan, atau takut kepada roh-roh jahat. Dengan mengandalkan Tuhan dalam hidup kita, maka kita dapat mengatasi ketakutan tersebut. Bukan dengan mengandalkan kemampuan diri kita tetapi karena kita mengandalkan kuasa Tuhan yang besar itu.
Kesimpulannya adalah Allah kita adalah Allah yang mahabesar, yang senantiasa dapat diandalkan dalam kehidupan kita saat ini dan nanti, untuk segala situasi dan kondisi apapun yang ada di dunia ini.